Assalamualaikum.. welcome to my blog, guys..!! ^_^

Adsense

Sunday, December 08, 2013

Skenario Teater - Aku Padamu..!! (8 pemain = 4P + 4L)


1.   EXT. LAPANGAN. BAWAH POHON. SORE.
Cast : Letnan Thomas, Prajurit Budi, Prajurit Yanto
            Lapangan Asrama Sekolah Tentara Rakyat dipenuhi oleh prajurit-prajurit yang sedang berlatih. Mereka dibentuk beberapa kelompok yang dipimpin ileh seorang letnan di setiap kelompaknya. Namun, di saat latihan sedang berlangsung, Letnan Thomas kebingungan melihat anggota kelompoknya berkurang dua. Dan akhirnya ia pun mencari hingga ke pinggir lapangan.

(SHOOT 1)
Letnan Thomas           : “Di mana prajurit-prajurit ini. Nakal-nakal sekali mereka. Waktunya  latihan malah keluyuran,” (berkacak pinggang)

(SHOOT 2)
Prajurit Budi                : “Panas, yak. Mau hujan, nih,” (mengkibas-kibas tangan)
Prajurit Yanto             : “Ho’oh, panas banget. Pengen yang seger-seger, nih,”
Prajurit Budi                            : (menjentikkan jari) “Aku tahu..!! kita ke warung, yuk. Di sana segernya   berlipat,”
Prajurit Yanto             : “Wah bener juga. Di sana ada mbak-mbak cantik, kan?”

Tiba-tiba Letnan Thomas datang sambil berkacak pinggang marah.

Letnan Thomas           : “Mbak-mbak cantik hidungmu..!!”
P. Budi & Yanto         : “Aa.. anu.. Letnan.. anu..,” (saling bersahutan)
Letnan Thomas      : “Anu.. anu.. anunya apa? Kalian ini..,” (menunjuk hidung prajurit) “Waktunya latihan malah asik ngadem di sini,”
Prajurit Budi               : “Nggak usah pake tunjuk hidung kali, Letnan,”
Prajurit Yanto                : “Iya, mentang-menatang punya hidung mancung,”
Letnan Thomas           : “Emang iya, masalah buat loe...? Eh, nggak perlu alih pembicaraan. Jawab pertanyaan saya. Ngapain kalian di sini?”
Prajurit Yanto              : “Ngadem, Letnan,”
Prajurit Budi               : “Dan kami butuh kesegaran,” (merentangkan tangan)
Letnan Thomas           : “Terus, rencana kalian mau apa?
(Diam)

Prajurit Budi               : “Rencananyaa.,” (ragu-ragu)
Letnan Thomas           : “Rencananya apa? Cepat jawab..!!” (membentak)
Prajurit Yanto               : “Sekarang, Letnan?”
Letnan Thomas           : “IYA..!!” (membentak)
Prajurit Budi               : “Kenapa, Letnan?”
Letnan Thomas           : “Soalnya saya mau ikut,” (membentak)
P. Budi & Yanto         : “Yaaaa....,” (terjatuh)
Prajurit Budi               : “Ya Allah, Letnan. Kirain mau apa. Kami ini punya rencana ke ..,” (membisik Thomas)
(Hening)
Letnan Thomas           : “Ow.. begitu.. boleh juga. Kalau begitu, ikuti saya sekarang. LAKSANAKAN...!!”
P. Budi & Yanto         : (tersenyum-senyum) “SIAP LAKSANAKAN..!!” (langkah tegap)

2.      INT. WARUNG. SORE.
Cast : All cast (-Kapten Simon)
            Di warung, aktivitas memasak dan membersihkan lapak sedang gencar-gencarrnya dilakukan. Di bawah komando Ibu Ratih, semua pelayan warung diintruksikan untuk cekatan bekerja.

Ibu Ratih         : “Yuk.. kerja yang bagus. Bersihkan meja-mejanya itu. Eh, Murni.. piringnya dilap dulu. Terus Ajeng, kursi-kursinya ditata. Dan kamu Dayang, jangan lelet..!! sapu lantainya yang bersih,”
Ajeng              : “Tumben, sih, kok kita disuruh bersih-bersih giat banget. Nggak seperti biasanya, nih,”
Murni              : “Iya, mau ada tamu ya, Bu?”
Ibu Ratih         : “Iya, kita mau kedatangan tamu agung dari Asrama,”
Ajeng              : “Tamu agung? Pasti prajurit-prajurit ganteng itu ya, Bu?”
Ibu Ratih         : “Iya, betul sekali. Tadi Letnan Thomas SMS saya, katanya mau ke sini,” (bermain handphone) “Mangkanya, kalian kerjanya yang bener. Dan.. khusus untuk kamu, Dayang,” (menunjuk Dayang)
Dayang            : “Kok, saya, sih? Kenapa nggak yang..,”
Ibu Ratih         : (memotong pembicaraan) “Sudahlah. Percaya sama saya. Reputasi warung ini akan semakin cemerlang kalau kamu jadi ada sama Letnan Thomas, Dayang,”
Murni              : “Betul itu. Warung kita bisa terkenal karena ada pacar letnan di sini. Kalau kamu benar-benar jadian,”
Ibu Ratih         : “Nah, pinter. Sudah, sekarang kalian kerja lagi,” (mengkibas tangan)
Selagi para pelayan membersihkan warung, Letnan Thomas dan dua prajuritnya pun akhirnya datang. Kedatangan mereka pun disambut hangat oleh Ibu Ratih yang sudah menunggu di depan.

Ibu Ratih                     : “Selamat datang Letnan dan dua prajurit yang ganteng-ganteng,”
Letnan Thomas           : “Terima kasih. Nah, kami ke sini mau cari yang seger-seger, nih. Ada, kan?”
Ibu Ratih                     : “Ow.. pasti ada. Baru masuk saja nanti anda-anda semua ini akan merasa segar setelah tahu apa saja di dalam,”
Letnan Thomas           : “Wah.. bagus. Oke, kami sudah tidak sabar masuk, nih,”
Ibu Ratih                     : “Silakan.. silakan.. tapi saya tinggal dulu, ya. Nanti di dalam sudah ada yang urus semua,”
Letnan Thomas           : “Oh, ya? Terima kasih,”

            Ibu Ratih akhirnya meninggalkan Letnan Thomas dan dua prajuritnya yang mulai melangkah ke dalam warung.

Letnan Thomas           : “Hush, kalian.. kalian pas masuk nanati, semuanya harus ikuti perintah saya, ya!”
P. Budi & Yanto         : “Siap, Letnan..!!” (bersama)
Ajeng                          : “Selamat sore, Letnan. Selamat..,”
Letnan Thomas           : “TIARAPPP.....!!!”
P. Budi & Yanto         : “TIARAPPP.....!!!” (tidur telungkup di lantai)
Murni                          : “Hey.. kalian ini mau apa? Ada apa, kok, tiarap?”
Prajurit Yanto                         : “Jarang-jarang, nih, lihat beginian,”
Prajurit Budi               : “Bener. Tiap hari lihat laki-laki terus. Sampai lupa kalau ada makhluk lain namanya wanita,”
Letnan Thomas           : “Seger benerrr...!!!”
Dayang                        : “Hey, kalian bertiga!! BERDIRI..!!”
Letnan Thomas           : “Ka.. kam..kamu.. kamu siapa, cantik?” (melihat Dayang terpesona)
Prajurit Budi               : “Kamu pasti Ajeng, ya? Aku udah sering lihat kamu, loh, kalau kamu lewat di pinggir lapangan,”
Prajurit Yanto                         : “Terus, kamu pasti Murni. Perempuan paling unyu di warung ini,” (melihat Murni)
Dayang                        : “Aduh.. iya, Letnan. Perkenalkan saya Dayang dan ini Murni. Kalau yang itu Ajeng. Kami pelayan di warung ini,”
Letnan Thomas           : ‘Iya, Dayang. Salam kenal. Saya Letnan Thomas. Biar akrab panggil Thomas. Kalau enggak panggil Letnan Mas juga nggak apa-apa. Asal jangan Letnan Tho. Nanti takutnya ada yang ngira nama saya Thomat bukan Thomas.
Ajeng                          : “Haha.. Letnan bisa saja. Ya sudah mari masuk. Katanya mau cari yang seger-seger,”
Prajurit Budi               : “Betul itu, Ajeng. Ayo..!!” (melangkah masuk)
Letnan Thomas           : “Heh, ingat. Komando dari saya. Ayo masuk!!” (menarik pundak Prajurit Budi)
Prajurit Yanto                         : (berbisik di telinga Prajurit Budi) “Sukurin..!!”

3.      EXT. LAPANGAN. PAGI.
Cast : Kaplten Simon, Letnan Thomas, Prajurit Budi, Prajurit Yanto
            Selepas apel pagi, beberapa Letnan dan prajurit bergegas menuju ke warung untuk menyantap makan pagi. Namun sial sekali, letnan Thomas, Prajurit Budi dan Prajurit Yanto dihadang oleh Kapten Simon. Padahal ketiganya sudah tidak sabar ingin bertemu para pelayan di warung.

Prajurit Yanto                         : “Udah ngak sabar, nih. Ketemu sama Murni,”
Prajurit Budi               : “Aku juga, nggak sabar ketemu Ajeng,”
Letnan Thomas           : “Bukan kalian saja. Saya juga sudah kangen sama Dayang,”
Prajurit Budi               : “Wah, Letnan suka sama Dayang? Sudah di tembak belum?”
Letnan Thomas           : “Belum,” (sedih)
Prajurit Yanto                         : “Yaa, Letnan ketinggalan. Kalau kami sudah, Letnan,”
Letnan Thomas           : “Oh, ya? Sumpah loe?terus hasilnya?”
P. Budi & Yanto         : “KAMI DITERIMA..!!” (bersamaan)

            Tiba-tiba datanglah Kapten Simon.

Kapten Simon                         : “Diterima jadi pacar atau jadi satpam pelayan warung?”
Letnan Thomas           : “Loh..,” (menunjuk Kapten Simon) “Kap.. Kapptenn, siap, Kapten. Kami..,”
Kapten Simon                         : “Kamu ini bagaimana, Letnan Thomas. Kamu ajak kemana dua prajuritmu iu kemarin?”
Letnan Thomas           : “Itu, Kapten.. kami..,”
Prajurit Yanto                         : “Lihat pemandangan, Kapten,”
Prajurit Budi               : “Dan cari pacar.. Upss..,” (menutup mulut dengan tangan)

Letnan Thomas dan Prajurit Yanto menatap Prajurit Budi tajam.
Kapten Simon             : “KALIANN....!! sebagai hukuman karena kalian tidak mengikuti latihan kemarin, kalian bertiga saya tugaskan turun medan perang SECEPATNYA...!!”
Thomas, Budi, Yanto : “PERANG??” (bersama dan berteriak)
Kapten Simon                          : “Benar, dan kalian berangkat dua hari lagi,”
Thomas, Budi, Yanto : “DUA HARI LAGI??” (bersama dan berteriak)
Kapten Simon                          : “Iya.. IYA. KALIAN PUNYA TELINGA NGGAK, SIH..????” (membentak)
Letnan Thomas            : “Siap, Kapten, kami punya telinga, kok,”
Kapten Simon                          : “Baiklah, sebelum berangkat, kalian harus latihan dulu. Nah, sekarang kerjakan yang saya perintahkan. SIAPPP.. GRAKK..!!”
(semua siap dengan posisi tegak)
Kapten Simon                          : “Seperempat lencang kanan, GRAKKK...!!”
(semua tolah-toleh tidak mengerti)
Prajurit Budi                : “Maaf, Kapten. Kami tidak tahu,”
Letnan Thomas            : “Siap, Kapten. Kapten, kan, belum pernah ajarkan saya seperempat lencang kanan?”
Kapten Simon                          : “Ow, belum saya ajarkan, ya? Baiklah ikuti saya,”
(Kapten Simon menekuk lengan kanannya dengan centil. Diikuti pula dengan Letnan dan dua Prajurit)
Prajurit Yanto                          : “Ih.. Kapten cucok..,” (nada centil)
Kapten Simon                          : “Sudah ikuti saja. Nah, sekarang kalian sudah paham, kan? Sekarang kalian boleh istirahat dan pergi makan,”
Thomas, Budi, Yanto : “ SIAP, KAPTEN..!!”

4.      INT. WARUNG. MALAM.
Cast : All cast (- Kapten Simon)
            Malam itu, warung sangat sepi. Tidak banyak yang datang. Alhasil, para pelayan asik berbincang. Tidak bekerja.

(SHOOT 1)
Murni                          : “Aduh.. senangnya. Kemarin Prajurit Yanto nembak aku,”
Ajeng                          : “Aku juga. Prajurit Budi juga nembak aku. Ih.. rasanya berbunga-bunga,”
Murni                          : “Iya, ya. Ternyata mereka baik juga. Tapi, si Dayang bagaiman?”
Ajeng                          : “Katanya, sih, belum ditembak. Padahal aku lihat dia juga suka sama Letnan Thomas, loh? Kasihan, ya.”

(SHOOT 2)
Ibu Ratih                     : “Kamu kenapa, Dayang? Banyak pikiran, ya?”
Dayang                        : “Saya bingung sama perasaan saya. Nggak jelas, gitu,”
Ibu Ratih                     : “Letnan Thoma? Kamu suka sama dia?”
Dayang                        : (diam dan tersenyum lantas mengangguk)
Ibu Ratih                     : “Aduh, benar, kan. Sudahlah, saya yakin Letnan Thomas juga suka sama kamu. Hanya saja belum waktunya,”
Dayang                        : “Terus saya harus bagaimana? Galau akut, nih,”
Ibu Ratih                     : “Tenang.. jodoh pasti bertemu,”

            Saat Ibu Ratih pergi meninggalkan Dayang sendiri, tiba-tiba tanpa diduga Letna Thomas datang mengendap-endap.

Dayang                        : (terkejut) “Letnan?”
Letnan Thomas           : “Ssttt... iya, ini saya. Em.. Dayang, saya kemari karena saya mau bicara sama kamu,”
Dayang                        : “Bicara..? bicara apa?”
Letnan Thomas           : “Saya.. saya suka kamu..,”
Dayang                        : (diam menatap Letnan Thomas)
Letnan Thomas           : “Iya, selama ini saya pikir saya suka kamu. Dan.. maaf. Saya baru berani mengungkapkannya sekarang,”
Dayang                        : “Jadi..??”
Letnan Thomas           : “Jadi.. maukah kamu jadi kekasihku?”
Dayang                        : “Sebenarnyaa.. em.. baiklah,”
Letnan Thomas           : (lompat) “Wah.. terima kasih, Dayang. Tapi saya kemari juga mau mengabarkan bahwa besok lusa saya dan dua prajurit saya ditugaskan untuk turun perang,”
Dayang                        : “Perang? Tapi, Letnan?”
Letnan Thomas           : “Tenang, saya akan baik-baik saja. Tunggu saya kembali, ya,”

5.      EXT. LAPANGAN. PAGI.
Cast : All cast
            Dua hari kemudian. Pagi hari sekali, para utusan yang akan ikut berperang telah bersiap-siap. Tampak pula semua pelayan datang untuk mengantar kepergian para kekasihnya.

Kapten Simon                         : “Sebelum berangkat, silakan kalian untuk melihat orang yang kalian sayangi,”

            Semua utusan perang segera mengalihkan pandangan menuju orang-orang terkasihnya di pinggir lapangan.

Murni                          : “Hati-hati, bang Yanto. Jaga diri baik-baik, ya,”
Ajeng                          : “Selamat jalan, Aa’ Budi. Aku tunggu engkau kembali,”
Letnan Thomas           : “Dayang.. tunggu aku.. AKU PADAMU..!!” (berteriak)

            Akhirnya, merekapun berangkat berjuang dengan meninggalkan cintanya masing-masing.[]

 (END)

Note: 
Naskah ini Ifah tulis berdasarkan naskah drama milik sahabat sahabatnya Ifah yang berjudul
"Mati Sangit" dan coba Ifah gubah jadi "Aku Padamu..!!" (nggak perlu bingung, ya). Naskah banyak yang Ifah ubah karena menyesuaikan dengan pemain di kelompok Ifah. Semoga bermanfaat. And.. Action..!! :)

No comments:

Post a Comment