1. EXT.
LAPANGAN. BAWAH POHON. SORE.
Cast : Letnan Thomas, Prajurit
Budi, Prajurit Yanto
Lapangan
Asrama Sekolah Tentara Rakyat dipenuhi oleh prajurit-prajurit yang sedang
berlatih. Mereka dibentuk beberapa kelompok yang dipimpin ileh seorang letnan
di setiap kelompaknya. Namun, di saat latihan sedang berlangsung, Letnan Thomas
kebingungan melihat anggota kelompoknya berkurang dua. Dan akhirnya ia pun
mencari hingga ke pinggir lapangan.
(SHOOT 1)
Letnan
Thomas : “Di mana prajurit-prajurit
ini. Nakal-nakal sekali mereka. Waktunya latihan malah keluyuran,” (berkacak pinggang)
(SHOOT 2)
Prajurit
Budi
: “Panas, yak. Mau hujan, nih,”
(mengkibas-kibas tangan)
Prajurit
Yanto : “Ho’oh, panas banget.
Pengen yang seger-seger, nih,”
Prajurit
Budi : (menjentikkan jari) “Aku tahu..!! kita ke
warung, yuk. Di sana segernya
berlipat,”
Prajurit
Yanto
:
“Wah bener juga. Di sana ada mbak-mbak cantik, kan?”
Tiba-tiba Letnan Thomas datang
sambil berkacak pinggang marah.
Letnan
Thomas : “Mbak-mbak cantik
hidungmu..!!”
P.
Budi & Yanto : “Aa.. anu..
Letnan.. anu..,” (saling bersahutan)
Letnan
Thomas : “Anu.. anu.. anunya
apa? Kalian ini..,” (menunjuk hidung prajurit) “Waktunya latihan malah asik
ngadem di sini,”
Prajurit
Budi : “Nggak usah pake
tunjuk hidung kali, Letnan,”
Prajurit
Yanto : “Iya,
mentang-menatang punya hidung mancung,”
Letnan
Thomas : “Emang iya, masalah
buat loe...? Eh, nggak perlu alih pembicaraan. Jawab pertanyaan saya. Ngapain
kalian di sini?”
Prajurit
Yanto : “Ngadem,
Letnan,”
Prajurit
Budi : “Dan kami butuh
kesegaran,” (merentangkan tangan)
Letnan
Thomas : “Terus, rencana kalian
mau apa?
(Diam)
Prajurit
Budi : “Rencananyaa.,”
(ragu-ragu)
Letnan
Thomas : “Rencananya apa? Cepat
jawab..!!” (membentak)
Prajurit
Yanto : “Sekarang,
Letnan?”
Letnan
Thomas : “IYA..!!” (membentak)
Prajurit
Budi : “Kenapa, Letnan?”
Letnan
Thomas : “Soalnya saya mau
ikut,” (membentak)
P.
Budi & Yanto : “Yaaaa....,”
(terjatuh)
Prajurit
Budi : “Ya Allah, Letnan.
Kirain mau apa. Kami ini punya rencana ke ..,” (membisik Thomas)
(Hening)
Letnan
Thomas : “Ow.. begitu.. boleh
juga. Kalau begitu, ikuti saya sekarang. LAKSANAKAN...!!”
P.
Budi & Yanto :
(tersenyum-senyum) “SIAP LAKSANAKAN..!!” (langkah tegap)
2. INT. WARUNG. SORE.
Cast : All cast (-Kapten Simon)
Di warung, aktivitas memasak dan
membersihkan lapak sedang gencar-gencarrnya dilakukan. Di bawah komando Ibu
Ratih, semua pelayan warung diintruksikan untuk cekatan bekerja.
Ibu
Ratih : “Yuk.. kerja yang bagus.
Bersihkan meja-mejanya itu. Eh, Murni.. piringnya dilap dulu. Terus Ajeng,
kursi-kursinya ditata. Dan kamu Dayang, jangan lelet..!! sapu lantainya yang
bersih,”
Ajeng
: “Tumben, sih, kok kita
disuruh bersih-bersih giat banget. Nggak seperti biasanya, nih,”
Murni
: “Iya, mau ada tamu ya, Bu?”
Ibu
Ratih : “Iya, kita mau kedatangan
tamu agung dari Asrama,”
Ajeng
: “Tamu agung? Pasti
prajurit-prajurit ganteng itu ya, Bu?”
Ibu
Ratih : “Iya, betul sekali. Tadi
Letnan Thomas SMS saya, katanya mau ke sini,” (bermain handphone) “Mangkanya,
kalian kerjanya yang bener. Dan.. khusus untuk kamu, Dayang,” (menunjuk Dayang)
Dayang
: “Kok, saya, sih? Kenapa nggak
yang..,”
Ibu
Ratih : (memotong pembicaraan)
“Sudahlah. Percaya sama saya. Reputasi warung ini akan semakin cemerlang kalau
kamu jadi ada sama Letnan Thomas, Dayang,”
Murni
: “Betul itu. Warung kita
bisa terkenal karena ada pacar letnan di sini. Kalau kamu benar-benar jadian,”
Ibu
Ratih : “Nah, pinter. Sudah,
sekarang kalian kerja lagi,” (mengkibas tangan)
Selagi para
pelayan membersihkan warung, Letnan Thomas dan dua prajuritnya pun akhirnya
datang. Kedatangan mereka pun disambut hangat oleh Ibu Ratih yang sudah
menunggu di depan.
Ibu
Ratih : “Selamat
datang Letnan dan dua prajurit yang ganteng-ganteng,”
Letnan
Thomas : “Terima kasih. Nah,
kami ke sini mau cari yang seger-seger, nih. Ada, kan?”
Ibu
Ratih : “Ow.. pasti
ada. Baru masuk saja nanti anda-anda semua ini akan merasa segar setelah tahu
apa saja di dalam,”
Letnan
Thomas : “Wah.. bagus. Oke, kami
sudah tidak sabar masuk, nih,”
Ibu
Ratih : “Silakan..
silakan.. tapi saya tinggal dulu, ya. Nanti di dalam sudah ada yang urus
semua,”
Letnan
Thomas : “Oh, ya? Terima kasih,”
Ibu
Ratih akhirnya meninggalkan Letnan Thomas dan dua prajuritnya yang mulai
melangkah ke dalam warung.
Letnan
Thomas : “Hush, kalian.. kalian
pas masuk nanati, semuanya harus ikuti perintah saya, ya!”
P.
Budi & Yanto : “Siap,
Letnan..!!” (bersama)
Ajeng
: “Selamat sore,
Letnan. Selamat..,”
Letnan
Thomas : “TIARAPPP.....!!!”
P.
Budi & Yanto : “TIARAPPP.....!!!”
(tidur telungkup di lantai)
Murni
: “Hey.. kalian
ini mau apa? Ada apa, kok, tiarap?”
Prajurit
Yanto : “Jarang-jarang,
nih, lihat beginian,”
Prajurit
Budi : “Bener. Tiap hari
lihat laki-laki terus. Sampai lupa kalau ada makhluk lain namanya wanita,”
Letnan
Thomas : “Seger benerrr...!!!”
Dayang
: “Hey, kalian
bertiga!! BERDIRI..!!”
Letnan
Thomas : “Ka.. kam..kamu.. kamu
siapa, cantik?” (melihat Dayang terpesona)
Prajurit
Budi : “Kamu pasti Ajeng,
ya? Aku udah sering lihat kamu, loh, kalau kamu lewat di pinggir lapangan,”
Prajurit
Yanto : “Terus,
kamu pasti Murni. Perempuan paling unyu di warung ini,” (melihat Murni)
Dayang
: “Aduh.. iya,
Letnan. Perkenalkan saya Dayang dan ini Murni. Kalau yang itu Ajeng. Kami pelayan
di warung ini,”
Letnan
Thomas : ‘Iya, Dayang. Salam kenal.
Saya Letnan Thomas. Biar akrab panggil Thomas. Kalau enggak panggil Letnan Mas
juga nggak apa-apa. Asal jangan Letnan Tho. Nanti takutnya ada yang ngira nama
saya Thomat bukan Thomas.
Ajeng
: “Haha.. Letnan
bisa saja. Ya sudah mari masuk. Katanya mau cari yang seger-seger,”
Prajurit
Budi : “Betul itu, Ajeng.
Ayo..!!” (melangkah masuk)
Letnan
Thomas : “Heh, ingat. Komando
dari saya. Ayo masuk!!” (menarik pundak Prajurit Budi)
Prajurit
Yanto : (berbisik
di telinga Prajurit Budi) “Sukurin..!!”
3.
EXT.
LAPANGAN. PAGI.
Cast : Kaplten Simon, Letnan Thomas,
Prajurit Budi, Prajurit Yanto
Selepas
apel pagi, beberapa Letnan dan prajurit bergegas menuju ke warung untuk
menyantap makan pagi. Namun sial sekali, letnan Thomas, Prajurit Budi dan
Prajurit Yanto dihadang oleh Kapten Simon. Padahal ketiganya sudah tidak sabar
ingin bertemu para pelayan di warung.
Prajurit
Yanto : “Udah ngak
sabar, nih. Ketemu sama Murni,”
Prajurit
Budi : “Aku juga, nggak
sabar ketemu Ajeng,”
Letnan
Thomas : “Bukan kalian saja. Saya
juga sudah kangen sama Dayang,”
Prajurit
Budi : “Wah, Letnan suka
sama Dayang? Sudah di tembak belum?”
Letnan
Thomas : “Belum,” (sedih)
Prajurit
Yanto : “Yaa,
Letnan ketinggalan. Kalau kami sudah, Letnan,”
Letnan
Thomas : “Oh, ya? Sumpah loe?terus
hasilnya?”
P.
Budi & Yanto : “KAMI DITERIMA..!!”
(bersamaan)
Tiba-tiba
datanglah Kapten Simon.
Kapten
Simon : “Diterima
jadi pacar atau jadi satpam pelayan warung?”
Letnan
Thomas : “Loh..,” (menunjuk
Kapten Simon) “Kap.. Kapptenn, siap, Kapten. Kami..,”
Kapten
Simon : “Kamu ini
bagaimana, Letnan Thomas. Kamu ajak kemana dua prajuritmu iu kemarin?”
Letnan
Thomas : “Itu, Kapten.. kami..,”
Prajurit
Yanto : “Lihat
pemandangan, Kapten,”
Prajurit
Budi : “Dan cari pacar.. Upss..,”
(menutup mulut dengan tangan)
Letnan Thomas
dan Prajurit Yanto menatap Prajurit Budi tajam.
Kapten
Simon :
“KALIANN....!! sebagai hukuman karena kalian tidak mengikuti latihan kemarin,
kalian bertiga saya tugaskan turun medan perang SECEPATNYA...!!”
Thomas,
Budi, Yanto : “PERANG??” (bersama dan
berteriak)
Kapten
Simon : “Benar, dan
kalian berangkat dua hari lagi,”
Thomas,
Budi, Yanto : “DUA HARI LAGI??” (bersama dan berteriak)
Kapten
Simon : “Iya.. IYA. KALIAN PUNYA TELINGA NGGAK, SIH..????”
(membentak)
Letnan
Thomas : “Siap, Kapten, kami punya telinga, kok,”
Kapten
Simon : “Baiklah, sebelum berangkat, kalian harus
latihan dulu. Nah, sekarang kerjakan yang saya perintahkan. SIAPPP.. GRAKK..!!”
(semua siap
dengan posisi tegak)
Kapten
Simon : “Seperempat lencang kanan, GRAKKK...!!”
(semua
tolah-toleh tidak mengerti)
Prajurit
Budi : “Maaf, Kapten. Kami tidak tahu,”
Letnan
Thomas : “Siap, Kapten. Kapten, kan, belum pernah
ajarkan saya seperempat lencang kanan?”
Kapten
Simon : “Ow, belum saya ajarkan, ya? Baiklah ikuti
saya,”
(Kapten Simon
menekuk lengan kanannya dengan centil. Diikuti pula dengan Letnan dan dua
Prajurit)
Prajurit
Yanto : “Ih.. Kapten cucok..,” (nada centil)
Kapten
Simon : “Sudah ikuti saja. Nah, sekarang kalian
sudah paham, kan? Sekarang kalian boleh istirahat dan pergi makan,”
Thomas,
Budi, Yanto : “ SIAP, KAPTEN..!!”
4.
INT.
WARUNG. MALAM.
Cast : All cast (- Kapten Simon)
Malam
itu, warung sangat sepi. Tidak banyak yang datang. Alhasil, para pelayan asik
berbincang. Tidak bekerja.
(SHOOT 1)
Murni
: “Aduh..
senangnya. Kemarin Prajurit Yanto nembak aku,”
Ajeng
: “Aku juga. Prajurit
Budi juga nembak aku. Ih.. rasanya berbunga-bunga,”
Murni
: “Iya, ya. Ternyata
mereka baik juga. Tapi, si Dayang bagaiman?”
Ajeng
: “Katanya, sih,
belum ditembak. Padahal aku lihat dia juga suka sama Letnan Thomas, loh? Kasihan,
ya.”
(SHOOT 2)
Ibu
Ratih : “Kamu kenapa,
Dayang? Banyak pikiran, ya?”
Dayang
: “Saya bingung
sama perasaan saya. Nggak jelas, gitu,”
Ibu
Ratih : “Letnan Thoma?
Kamu suka sama dia?”
Dayang
: (diam dan
tersenyum lantas mengangguk)
Ibu
Ratih : “Aduh, benar,
kan. Sudahlah, saya yakin Letnan Thomas juga suka sama kamu. Hanya saja belum
waktunya,”
Dayang
: “Terus saya harus
bagaimana? Galau akut, nih,”
Ibu
Ratih : “Tenang..
jodoh pasti bertemu,”
Saat
Ibu Ratih pergi meninggalkan Dayang sendiri, tiba-tiba tanpa diduga Letna
Thomas datang mengendap-endap.
Dayang
: (terkejut) “Letnan?”
Letnan
Thomas : “Ssttt... iya, ini
saya. Em.. Dayang, saya kemari karena saya mau bicara sama kamu,”
Dayang
: “Bicara..? bicara
apa?”
Letnan
Thomas : “Saya.. saya suka
kamu..,”
Dayang
: (diam menatap
Letnan Thomas)
Letnan
Thomas : “Iya, selama ini saya
pikir saya suka kamu. Dan.. maaf. Saya baru berani mengungkapkannya sekarang,”
Dayang
: “Jadi..??”
Letnan
Thomas : “Jadi.. maukah kamu
jadi kekasihku?”
Dayang : “Sebenarnyaa.. em..
baiklah,”
Letnan
Thomas : (lompat) “Wah.. terima
kasih, Dayang. Tapi saya kemari juga mau mengabarkan bahwa besok lusa saya dan
dua prajurit saya ditugaskan untuk turun perang,”
Dayang
: “Perang? Tapi,
Letnan?”
Letnan
Thomas : “Tenang, saya akan
baik-baik saja. Tunggu saya kembali, ya,”
5.
EXT.
LAPANGAN. PAGI.
Cast : All cast
Dua
hari kemudian. Pagi hari sekali, para utusan yang akan ikut berperang telah
bersiap-siap. Tampak pula semua pelayan datang untuk mengantar kepergian para
kekasihnya.
Kapten
Simon : “Sebelum
berangkat, silakan kalian untuk melihat orang yang kalian sayangi,”
Semua
utusan perang segera mengalihkan pandangan menuju orang-orang terkasihnya di
pinggir lapangan.
Murni
: “Hati-hati,
bang Yanto. Jaga diri baik-baik, ya,”
Ajeng
: “Selamat jalan,
Aa’ Budi. Aku tunggu engkau kembali,”
Letnan
Thomas : “Dayang.. tunggu aku..
AKU PADAMU..!!” (berteriak)
Akhirnya,
merekapun berangkat berjuang dengan meninggalkan cintanya masing-masing.[]
(END)
Note:
Naskah ini Ifah tulis berdasarkan naskah drama milik sahabat sahabatnya Ifah yang berjudul
"Mati Sangit" dan coba Ifah gubah jadi "Aku Padamu..!!" (nggak perlu bingung, ya). Naskah banyak yang Ifah ubah karena menyesuaikan dengan pemain di kelompok Ifah. Semoga bermanfaat. And.. Action..!! :)
"Mati Sangit" dan coba Ifah gubah jadi "Aku Padamu..!!" (nggak perlu bingung, ya). Naskah banyak yang Ifah ubah karena menyesuaikan dengan pemain di kelompok Ifah. Semoga bermanfaat. And.. Action..!! :)
No comments:
Post a Comment