Selamat siang. Sebuah kisah tiba-tiba melintas dipikiran Ifah. Singkat saja.
Baca, ya!!
Suatu hari aku membayangkan, kapan ya, aku bisa membeli kue yang enak
untuk dia. Aku ingin buat dia tersenyum meski hanya dengan sebuah kue.
Ya, aku harus mencarinya yang spesial untuk kekasihku. Susah payah
aku mendapatkannya. Orang bilang kue ini namanya cupcake. Kue dengan
tampilan lucu yang dia impikan sejak lama. Kasihan, kue sekecil itu
tampak begitu berharga di mata dia. Akhirnya.. dengan sisa uang makanku, aku sempatkan untuk pergi ke koto kue dekat kantor. Bermodal uang dua puluh ribu, aku beranikan masuk ke toko kue itu.
Disambut dengan sapaan hangat, si pelayan berdiri di depan etalase penuh aneka kue. Saat aku melihat satu persatu aneka kue itu, namun tidak satupun aku melihat cupcake di sana. Aku takut, usahaku untuk menyempatkan waktu singkatku ke toko itu harus berakhir dengan tangan hampa tanpa membawa apa-apa. Bagaimana dengan dia yang sudah menungguku? Apa yang harus aku katakan jika aku tak membawa yang dia mau? Kasihan, aku tak mau melihatnya menangis lagi.
Dan ternyata benar. Toko kue itu hari ini tidak memproduksi cupcake. Sial, aku harus bagaimana? Tidak ada toko kue lain yang menjual cupcake seenak toko ini.
Pasrah saja, aku harus jujur padanya.
"Tidak apa-apa. Aku bahagia kamu sudah berusaha mencarinya untukku. Aku hanya ingin kamu cepat ada di sini. Di samping aku. Meski kamu tidak membawa cupcake itu, percayalah.. aku tidak akan pernah sedih, aku tidak akan pernah marah. Lebih baik aku tak makan cupcake seumur hidup, daripada aku sendirian.. tanpa kamu di sisiku."
Sayang, maafkan aku.
No comments:
Post a Comment