Bagi kalian yang mau operasi juga, mari merapat. Aku kasih tahu pengalaman aku waktu cabut satu gigi graham aku yang nggak pake opname. GRATIS pakai BPJS dan aman. Akan aku jelaskan juga proses dan prosedurnya dari awal sampai akhir nggak ngerasa sakit lagi supaya kalian bisa lihat berapa lama estimasi proses pengurusan awal sampai dinyatakan benar-benar sehat.
Disclaimer dulu kalau ini murni pengalaman aku di kabupaten Tuban. Perbedaan prosedur dan lama pengobatan juga berpengaruh sesuai kondisi tubuh dan rumah sakit. So, pasnag sabuk pengaman dan nikmati cerita saya yang mungkin agak panjang ini.
1. Minta Rujukan di FKTP (5 Juli 2024)
Satu-satunya cara kalau kalian adalah pengguna BPJS ya harus ngurus surat rujukan. Misal FKTP kalian cuma di dokter praktek biasa atau sejenis klinik pratama ini wajib. Karena tindakan cabut gigi begini udah termasuk bedah kecil, ya. Kudu sama dokter bedah mulut dan butuh fasilitas yang mumpuni.
Untuk kasusku, aku FKTP di klinik yang memang ada klinik giginya (FKTP aku di Klinik Abyudaya Medika Tuban). Dokter gigi aku bikin surat rujukan untuk ditujukan ke dokter bedah mulut di RSUD (RSUD dr. Koeasma Tuban) karena katanya memang dokternya ada di sana dan fasilitasnya sudah mendukung. So, aku manut dan jadilah surat rujukannya.
2. Konsultasi Pertama ke RSUD - Rontgen Gigi dan Cek Kesehatan Lain (8 Juli 2024)
Di sini aku harus mengurus dulu data pasien di RSUD karena memang aku belum pernah terdaftar sebagai pasien di RSUD dr. Koesma Tuban. Untuk pengurusan cuma bawa surat rujukan, kartu BPJS, KTP, dan nanti ngisi formulir dibantu petugas loketnya. Sekalian daftar untuk klinik/polinya.
Singkat cerita, panggilan pertama masuk untuk tensi sebelum ketemu dokter. Dan.. sebelumnya memang nggak heran, aku ada hipertensi. Tensi aku tinggi. Setelah ketemu dokter, aku sempet diecengin.
"Usia masih muda sudah hipertensi? Cek ke klinik jantung dulu, Mbak. Minta rekomendasi! Sekalian rontgen, ya. kalau belum beres, saya nggak berani tangani."
Duarr! Takut banget, dong! Aku juga sebenarnya sudah lama ada yang aneh. Sering sesak napas, terus pernah nyeri dada pas kena Types dulu. Ya sudah, akhirnya aku pergi dulu ke Radiologi buat daftar rontgen. Untung aku ditemani Ibu. Jadi Ibu bisa bantuin nunggu obat di bagian Farmasi sementara aku daftar sekaligus antre buat di rontgen.
daftar rotgen dolooo |
Satu hal yang bikin penasaran adalah aku belum pernah foto rontgen sebelumnya. Penasaran dong, akhirnya waktu masuk ruangan girang banget. Sama petugasnya diminta lepas kacamata, anting (aku memang gak pake anting), kalung, atau benda logam lain yang bisa ganggu. Salah satunya jarum di jilbab.
Aku diminta untuk berdiri di satu alat mirip alat gym, ada pegangan besi yang harus aku genggam di depan. Dagu juga diminta untuk bertumpu di bagian depan alat yang juga dilengkapi tonjolan kecil dilapisi plastik buat aku gigit. Di depan semacam papan gelap yang ada satu titik fokus buat aku lihat.
Selama itu gak boleh gerak. Ada alat yang muterin kepala aku beberapa kali. Kalau ditanya rasanya? Nggak ada rasanya wkwkwk... petugas akhirnya ngecek dulu apakah foto rontgennya sudah bisa atau butuh diulang. Ternyata aman.
Petugas balik lagi buat kasih tau kalau aku diminta ambil hasil rontgennya pas kontrol selanjutnya.
Nah, di sini aku mulai bingung. Aku belum dapat jadwal kontrol selanjutnya karena kudu cek ke poli jantung. Alhamdulillah ada pasien lain di radiologi yang kasih saran buat langsung ke poli jantung saja sambil nyerahin surat dokter sebelumnya. Karena dulu keluarganya pernah begitu. Huft.. syukurlah, inilah pentingya bertanya kalau kita nggak tahu, guys!
antre poli jantung |
hasil EKG |
Bagian dada ini yang agak risi, gak cuma baju, dalaman juga karena alat-alat itu dipasang di sekitar ... maaf.. PD aku. Diolesi cairan dingin dulu sebelum dipasangin kabel yang ujungnya kayak bola-bola yang bawahnya semacam suction yang nyedot gitu biar nempel di kulit. Cuma bentar, tapi ngeri malu..
Hasil akhirnya keluar dan dibacalah sama dokter spesialis jantung. Katanya masih cukup aman tapi memang ada cenderung ke jantungnya agak manja dikit. But I'm OK.. masih perlu jaga makan, olahraga, dan rutin minum obat.
Intinya, aku di ACC buat operasi dari dokter Jantung!
3. Kontrol ke Dua - Kasih Semua Hasil Pemeriksaan (16 Juli 2024)
Sebernarnya, kalau di titik ini tensiku aman, aku bisa langsung ditindak. Tapi tetep, tensiku masih belum cukup stabil buat dilakukan operasi. Karena kata dokter, kalau tensi kita tinggi, saat pembedahan nanti darahnya bisa keluar banyak banget dan itu bisa fatal.
Ya, mau bagaimana lagi. Aku manut untuk balik pulang dan atur jadwal seminggu kemudian.
4. Salah jadwal operasi jadi mundur lagi wkwkwk.. ya, jadi begini. Aku lupa tanggalnya pokoknya harusnya aku datang di hari Selasa (seminggu setelah kontrol kedua) tapi aku daftar online gak nemu jadwalnya. Mundurlah jadi aku pilih Jumat (mengingat waktu itu ada even Haul Sunan Bonang di kawasan rumah jadi ubah jadwal lagi). Tapi.. karena hari Jumat, dokter nggak bisa. Hari pendek. Alhasil aku mundur seminggu lagi buat operasinya.
Kocak banget, bete juga gegara bolak-balik!
5. Operasi Day! (30 Juli 2024)
Inilah saat yang ditunggu. Aku datang pagi seperti jadwal dan harus tensi dulu. Agak tinggi tapi masih aman. Mendingan. Selanjutnya asisten dokter kasih aku segepok surat yang isinya persetujuan operasi. Tanda tangan ini itu sampai akhirnya siap untuk tindakan.
Begini prosesnya :
- Dokter lihat hasil rontgen aku untuk memastikan lagi. Dokter juga tanya ini itu masalah alergi obat atau pengalaman operasi dll. Basa-basi dikit beres. Sambil ngobrol dokter siapin sesuatu di meja, nggak tau apa aja. Oh, ya, aku posisi sudah ada di dental chair, ya. Rebahan.
- Dokter suntikin obat bius di area mulut. Seingat dan yang aku rasa ada 3x. Pertama, di gusi dekat gigi graham yang mau dicabut. Kedua, di lipatan pipi bawah bagian rahang, dan ketiga di lidah sisi kiri. Semua bagian kiri karena itu area graham aku yang bermasalah.
- Karena ada sekitar 3 orang yang ditindak sekaligus, aku diminta pindah ke ruangan yang lebih steril. Yang cabut gigi biasa di bagian agak luar. Aku di ruangan rada khusus. Di sana aku diminta nunggu sekitar 15 menit. Bagian dada juga udah dipasangi kain hijau. Kacamata kondisi lepas juga. Di sini efek bius mulai kerasa.
Mulut bagian kiri mati rasa!
- Entah apa yang dilakukan dokter, aku cuma berasa agak ngilu karena ada sesuatu yang ngedorong parak gigi aku. Cuma nggak parah, masih menang rasa kebas di sekitar mulut doang. Suara bor, sedot sana-sini bener-bener nggak berasa. Ngilu dikit nggak ngaruh.
- Singkatnya, itu gigi sudah berhasil dicabut. Cepet-cepet dokter dan asistennya ngejahit gusi aku. Agak banjir seperti prediksi sebelumnya yang dibilang tensi agak tinggi agak riskan pendarahan.
setelah operasi dapat panduan perawatan sama tampon gigi |
Selesai, deh. Masih belum ada rasa apa-apa. Mulut nggak bisa ngomong bebas karena diganjal gulungan kasa di bagian jahitan. Ada beberapa aturan seperti nggak boleh makan dulu, gk boleh minum pakai sedotan, makan keras, pedes, dll.
Semua ada di lembaran yang harus kita baca sesampainya di rumah. Obat juga wajib diminum. Oh, ya, kalau di kasusku, entar kita dikasih satu pack kayak kain kasa, kapas, glove, dll. buat dikembalikan ke dokter waktu kita ambil obat. Buat ganti waktu operasi kali.
Terakhir, pulang dehhh...
6. Kontrol Pertama Paska Operasi - Cabut Benang Jahitan (6 Agustus 2024)
Sepanjang seminggu itu, aku susah banget buat makan. Minum apalagi. Beberapa kali keluar darah, tapi masih aman. Syukur banget loh ini aku nggak sampai bengkak dan berasa ngilu itu, enggak. Agak aneh tapi nyata. Bahkan habis operasi pagi, sore aku ngajar bimbel dan ngoceh terus. Alhamdulillah aman, nggak ngerasa bengkak selama masa penyembuhan. Bengkak dikit tapi nggak yang sampai gede banget gitu enggak. uh aman..
Nah, seminggu kemudian baru kita bisa kontrol lagi. Sama dokter cuma dilihat dan digunting bagian benang yang agak dilem sekitar gigi. Rasanya kayak sesuatu yang rapet terus tiba-tiba longgar. Agak ngeri berasa kebuka lagi tapi kata dokter aman. Nggak masalah, kalau berasa kayak sariawan itu wajar.
Inget banget suasananya santai banget, bahkan sempet diajak nyanyi lagu Jangan Pernah Berubahnya Marcell, wkwkwk...
7. Kontrol Kedua Paska Operasi - Cek Luka (Selesai) (13 Agustus 2024)
Ini tahap terakhir. Tindakannya simple. Aku cuma diminta rebahan di dental chairnya terus dokter semprotin cairan kayak air yang ditaruh di alat suntik. Cuuurrrr diseprotlah air suntikan itu di luka aku. Nggak ada yang kebuka dan rasa sakit nggak ada.
Akhirnya lulus. Aku dinyatakan sehat dan nggak ada satu komplikasi apapun. Alhamdulillah...
gak tau kenapa suka lihat alat-alat ini |
Begitulah, guys. Jadi, aku nggak ngalamin yang namanya opname ya. Aku sempat tanya ke teman, katanya dia harus opname dulu sebelum besoknya di operasi karena pasien BPJS. Tapi tante aku enggak karena asuransi dari kantor suaminya (beda gitu), eh.. aku juga enggak ternyata walaupun BPJS. Semua itu Gratis, ya. jadi sepanjang semua proses itu aku nggak ngeluarin biaya kecuali ongkos ojol. Nggak kuat say butuh abang driver!
Jadi buat kalian yang ragu atau takut, hadapi, ya. Nggak sakit kok, ada bius. kalau udah diambil lega, mau makan apa aja nyaman. Buat kalian yang mau operasi, semangat, ya! Yuk sharing-sharing pengalaman kalian di kolom komentar! Aku tunggu!
Salam sehat!
Sifah xoxo
No comments:
Post a Comment