Assalamualaikum.. welcome to my blog, guys..!! ^_^

Adsense

Sunday, March 03, 2013

Kisah Cinta Orfeus dan Euridike

Ngomong-ngomong soal cinta, akhir-akhir ini Ifah lagi gandrung banget cari kisah-kisah romantis pada zaman-zaman mitologi kuno dulu. Nah, buat teman-teman yang udah bosen baca-baca novel yang ceritanya sinatron beudd, Ifah kasih penyegaran deh dengan salah satu kisah romantis Mitologi Yunani. Oke, nggak usah lama-lama, chek this out..!!



Orfeus memainkan lagu untuk Euridike.

Orfeus adalah musisi manusia terhebat dalam mitos Yunani. Ia adalah putra Musai Kalliope, sedangkan ayahnya entah adalah dewa Apollo ata Oiagros, raja Thrakia.
Meskipun Orfeus bisa saja merupakan putra raja Thrakia, tapi Apollo, yang merupakan musisi dewa terhebat, mengajarkan Orfeus memainkan lira. Seperti Apollo, alat musik kesukaan Orfeus juga adalah lira. Sementara Kalliope dan saudari-saudarinya mengajarkan Orfeus bernyanyi. Nyanyian dan musiknya sangat mempesona sampai-sampai bisa membuat binatang buas menjadi jinak, dan membuat bebatuan serta pohon-pohon bergerak.

Orfeus merupakan salah seorang Argonaut yang menemani Iason dalam pencarian Bulu Domba Emas. Musiknya membantu menenangkan rekan-rekannya yang sedang cemas dalam perjalanan panjang mereka. Peran penting Orfeus dalam perjalanan itu adalah ketika ia menyelamatkan rekan-rekannya dari nyanyian para Siren. Musik Orfeus yang sangat indah berhasil mengalahkan naynyian para Siren sehingga kapal Argo dapat lewat dengan selamat.
Orfeus pernah berkelana ke Mesir. Di sana dia banyak belajar tentang para dewa dan ritus-ritus inisiasi mereka. Sepulangnya dari Mesir, Orfeus membawa serta banyak pengetahua mengenai upacara mistis, serta ritus orgi.


Orefus memiliki kekasih seorang nimfa bernama Euridike. Menurut Ovidius, Euridike adalah seorang naiad (nimfa air), sedangkan menurut Vergilius, Euridike adalah driad (nimfa pohon). Mereka saling mencintai dan berniat menikah. Tetapi pada hari pernikahan mereka terjadi suatu tragedi. Seorang satir (setengah manusia setengah kambing) melihat Euridike dan bernafsu padanya. Satir itu mengejar Eurdike untuk memperkosanya dan Euridike pun berlari. Ketika sedang berlari, Euridike menginjak seekor ular berbisa. Ular tersebut menggigitnya dan Euridike pun meninggal. Dalam versi lainnya, yang mengejar Euridike adalah Aristaios, dewa pertanian minor.
Orfeus sangat berduka atas kematian istrinya. Dia lalu memainkan lagu yang sangat sedih sampai-sampai semua nimfa dan dewa terharu. Orfeus pun disarankan untuk pergi ke dunia bawah dan membawa kembali istrinya.
Sambil memainkan liranya, Orfeus berjalan ke dunia bawah, dunia orang-orang mati. 
Di sana, musik Orfeus mampu membuat para arwah diam dan mendengarkan. Bahkan orang-orang yang sedang mengalami siksaan abadi (seperti Sisifos dan Tantalos) sejenak melupakan penderitaan mereka begitu mendengar musik Orfeus. Dengan musiknya, Orfeus tidak perlu membayar Kharon untuk menyeberangkannya melewati sungai Stix. Kerberos juga membiarkan begitu saja Orfeus melewati gerbang dunia bawah.
Hades, bersama istrinya Persefone, mendengarkan alunan musik Orfeus dan sangat terpesona. Atas permainan musiknya yang sangat indah, Hades memberi Orfeus satu permintaan. 
Add caption
Orfeus meminta supaya dia bisa membawa kmebali Euridike ke dunia atas. Hades mengabulkannaya dengan satu syarat: Orfeus harus berjalan di depan Euridike dan tidak boleh menengok ke belakang sebelum mereka berdua sampai di dunia atas. Orfeus dan Euridike kemudian berjalan pergi ke dunia atas.
Orfeus sangat gembira namun dia juga khawatir apakah Euridike masih ada di belakangnya. Begitu Orfeus tiba di permukaan bumi, dia langsung menoleh untuk melihat Euridike tetapi ternyata Euridike masih berada di pintu masuk dunia bawah dan belum mencapai dunia atas. Sesuai kesepakatan, Euridike pun menghilang kembali ke dunia bawah, kali ini untuk selamanya. Lagi-lagi Orfeus harus berduka.
Orfeus tak dapat memasuki Dunia Bawah untuk kedua kalinya selama ia masih hidup. Ia tak punya pilihan selain kembali pulang. Menurut Apollodoros, pada masa itulah Orfeus mendirikan misteri Dionisos, yang jelas merujuk kepada Misteri Orfik.
Di Thrakia, Orfeus duduk di sebuah batu di padang rumput, memainkan lagu duka cita atas hilangnya istrinya. Para Mainad, perempuan pengikut dewa anggur Dionisos, meminta sang musisi memainkan musik yang menyenangkan, namun Orfeus malah terus membawakan musik sendu. Akibatnya para Mainad marah dan menyerang Orfeus. Dalam versi lainnya, para Mainad membunuh Orfeus karena mereka berusaha merayunya tetapi Orfeus menolak mereka sebab dia hanya setia pada Euridike. Sementara dalam mitos Adonis, tindakan para Mainad disebabkan oleh dewi Afrodit, karena sang dewi marah akibat keputusan yang diambil oleh Kalliope, ibu Orfeus, terkait perselisihan antara dia dan Persefone.
Para Mainad melempari Orfeus dengan batu dan kayu. Tetapi musik Orfeus membuat batu dan kayu itu menolak melukai Orfeus. Para perempuan itu semakin marah dan akhirnya mengoyak-ngoyak tubuh Orfeus dengan tangan kosong. Mereka melempar kepala dan lira Orfeus ke sungai Hebros. Sambil terbawa aliran sungai, Kepala dan lira Orfeus terus melantunkan lagu dan musik sedih.
Para Musai (dewi seni) amat berduka atas kematian Orfeus. Mereka kemudian mengumpulkan semua potongan tubuh Orfeus dan menguburnya di Libethra, atau di Piera, Makedonia, sementara Zeus menempatkan Orfeus di angkasa sebagai konstelasi Engonasin ("Yang Berlutut"), yang melambangkan Orfeus yang tengah berlutut akibat diserang para Mainad. Kini rasi bintang tersebut dikenal sebagai konstelasi Hercules. Sementara itu lira Orfeus juga ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang lyra. Dalam versi lainnya, setelah jasad Orfeus dikuburkan oleh para Musai, arwah Orfeus pergi ke dunia bawah. Di sana, Orfeus bertemu lagi dengan Euridike. Kali ini tak ada yang bisa memisahkan mereka.

No comments:

Post a Comment