Whats wrong with me?
Agak menakutkan waktu sadar sama kesehatan tahun ini. Luar biasa drop!!
Masa iya, sejak Januari sakit datang bertubi-tubi. Mulai dari hidung yang, errr tiba-tiba gampang banget ngeluarin air. Oke, Ifah perjelas di sini air ini emang benar air. Tiap badan di posisi miring, nunduk (misalnya kayak waktu sholat), tiduran atau tengkurap sekalipun, tiba-tiba dari pelipis ngerasa ada yang lewat terus nembus hidung, dan... jrussss!!! Keluar air. Selembar tisu tiga lapis bahkan bisa kewalahan nampungnya.
Ini air, bukan ingus. Cair dan nggak berbau.
Mungkin teman-teman sekalian bisa bantu ini kenapa?
Keabsurdan lain yang terjadi saat Ifah sakit adalah panas yang datang saat senja tiba. Ceilleee.. Sehari setelah UAS di bulan Februari, penyakit ini datang. Ciri-cirinya mirip kayak penyakit tipus. Stress dong! Panas, turun, panas lagi. Badan lemes, suka mual, perut bagian bawah sakit.
Tiga hari mati-matian nahan sakit, Ibu nggak tega langsung seret Ifah ke dokter. Alhamdulillah, cuma panas biasa. But, belum selesai di sini. Satu minggu lumyana baik. Tapi nggak untuk pencernaan. Ini kebiasaan buruk Ifah setiap sakit. Susah minum air putih dan males ke toilet. Sembelit.
Ahh.. untuk urusan ini Ifah nggak bisa cerita banyak. Yang pastinya itu sakit banget!
Hampir seminggu nggak bisa BAB. Sakitnya minta ampun, sampai salah satu organ di dalam perut kena masalah. Aduhhh.... Banyak makan buah dan berusaha jadi teman dengan minuman Yakult. Makanan yang masuk juga nggak sembarangan. No nasi berhari-hari!!
Serasa jadi orang bule! *plakk
Maret pertengahan, kuliah semester 2 mau mulai, tiba-tiba malam hari badan panas tinggi, badan merah-merah. Banyak bintik di mana-mana. Terutama di bagian lipatan badan yang lembab (pikir sendiri), bagian wajah dan tangan. Muka ini sampai merah kalau udah kepanasan, dan gatelnya itu.... minta ampun.
Alhasil, bak Prof. Snape, Ibu langsung ngeracik ramuan. Kuning telur ayam kampung plus sari kunyit. Iyakkk... rasanya enek buanget!!
Sudah selesai sakitnya?
Not yet! Ada kecelakaan kecil yang terjadi di dekat sumur. What? Jadi begini, Ifah lagi cuci piring banyak banget. Karena saking banyaknya, Ifah capek juga satu-satu bawa piring dan perlengkapan lain ke rak. Agak ngayal jadi pelayan di rumah makan Padang, Ifah coba bawa piring dan gelas sekaligus sampai bertumpuk-tumpuk. Itu di tangan kanan, belum di tangan kiri.
Tangan kiri Ifah cuma pegang satu, sih. Cuma cobek batu, yang berat.
Kewalahan mau naruh pirih, Ifah lupa tangan kiri masih pegang cobek batu itu. Dan set set set!!! Tangan kiri Ifah kayak kepelintir ke belakang pengang cobek yang hampir jatuh. Jadinya, hampir seminggu tangan kiri Ifah nggak bisa bergerak.
Dan.. April ini, pas Ifah ngetik postingan ini. Baiklah, Ifah bilang.. Ifah tetap sakit. Bersin nggak selesai-selesai. Tenggorokan sakit. Ingus mulai mampir.
I have weird feelings about my healthy in my brain. Especially in this year.
Ya, semoga tahun ini nggak parah-parah banget ya sakitnya. Mohon doanya semoga Ifah sehat selalu.
Sekadar cuap-cuap malam!
Thanks,
x
Agak menakutkan waktu sadar sama kesehatan tahun ini. Luar biasa drop!!
Masa iya, sejak Januari sakit datang bertubi-tubi. Mulai dari hidung yang, errr tiba-tiba gampang banget ngeluarin air. Oke, Ifah perjelas di sini air ini emang benar air. Tiap badan di posisi miring, nunduk (misalnya kayak waktu sholat), tiduran atau tengkurap sekalipun, tiba-tiba dari pelipis ngerasa ada yang lewat terus nembus hidung, dan... jrussss!!! Keluar air. Selembar tisu tiga lapis bahkan bisa kewalahan nampungnya.
Ini air, bukan ingus. Cair dan nggak berbau.
Mungkin teman-teman sekalian bisa bantu ini kenapa?
Keabsurdan lain yang terjadi saat Ifah sakit adalah panas yang datang saat senja tiba. Ceilleee.. Sehari setelah UAS di bulan Februari, penyakit ini datang. Ciri-cirinya mirip kayak penyakit tipus. Stress dong! Panas, turun, panas lagi. Badan lemes, suka mual, perut bagian bawah sakit.
Tiga hari mati-matian nahan sakit, Ibu nggak tega langsung seret Ifah ke dokter. Alhamdulillah, cuma panas biasa. But, belum selesai di sini. Satu minggu lumyana baik. Tapi nggak untuk pencernaan. Ini kebiasaan buruk Ifah setiap sakit. Susah minum air putih dan males ke toilet. Sembelit.
Yeahh :( |
Ahh.. untuk urusan ini Ifah nggak bisa cerita banyak. Yang pastinya itu sakit banget!
Hampir seminggu nggak bisa BAB. Sakitnya minta ampun, sampai salah satu organ di dalam perut kena masalah. Aduhhh.... Banyak makan buah dan berusaha jadi teman dengan minuman Yakult. Makanan yang masuk juga nggak sembarangan. No nasi berhari-hari!!
Serasa jadi orang bule! *plakk
Maret pertengahan, kuliah semester 2 mau mulai, tiba-tiba malam hari badan panas tinggi, badan merah-merah. Banyak bintik di mana-mana. Terutama di bagian lipatan badan yang lembab (pikir sendiri), bagian wajah dan tangan. Muka ini sampai merah kalau udah kepanasan, dan gatelnya itu.... minta ampun.
Alhasil, bak Prof. Snape, Ibu langsung ngeracik ramuan. Kuning telur ayam kampung plus sari kunyit. Iyakkk... rasanya enek buanget!!
Sudah selesai sakitnya?
Not yet! Ada kecelakaan kecil yang terjadi di dekat sumur. What? Jadi begini, Ifah lagi cuci piring banyak banget. Karena saking banyaknya, Ifah capek juga satu-satu bawa piring dan perlengkapan lain ke rak. Agak ngayal jadi pelayan di rumah makan Padang, Ifah coba bawa piring dan gelas sekaligus sampai bertumpuk-tumpuk. Itu di tangan kanan, belum di tangan kiri.
Tangan kiri Ifah cuma pegang satu, sih. Cuma cobek batu, yang berat.
Kewalahan mau naruh pirih, Ifah lupa tangan kiri masih pegang cobek batu itu. Dan set set set!!! Tangan kiri Ifah kayak kepelintir ke belakang pengang cobek yang hampir jatuh. Jadinya, hampir seminggu tangan kiri Ifah nggak bisa bergerak.
Dan.. April ini, pas Ifah ngetik postingan ini. Baiklah, Ifah bilang.. Ifah tetap sakit. Bersin nggak selesai-selesai. Tenggorokan sakit. Ingus mulai mampir.
I have weird feelings about my healthy in my brain. Especially in this year.
Ya, semoga tahun ini nggak parah-parah banget ya sakitnya. Mohon doanya semoga Ifah sehat selalu.
Sekadar cuap-cuap malam!
Thanks,
x
No comments:
Post a Comment