Novel Cinta Suci Zahrana, em.. siapa yang belum pernah baca? beberapa dari teman-teman mungkin sudah banyak yang baca, ya. Cinta Suci Zahrana sebelumnya diterbitkan dalam novel berjudul Dalam Mihrab Cinta, yang berisi tiga novel pendek. Salah satunya adalah Takbir Cinta Zahrana, yang kemudian dibuatkan novel utuhnya dengan judul Cinta Suci Zahrana. Dan saat lebaran lalu, novel ini dibuat dalam bentuk visualnya, yupss.. dalam film.
Sinopsis:
Apa
gunanya gelar sarjana dan karir setinggi langit, jika belum menikah. Untuk apa
menikah, jika mendapat pasangan yang tidak seiman, yang tidak sayang pada
keluarga, yang tidak bisa menjadi imam di dalam keluarga. Begitulah pesan dalam
novel “Cinta Suci Zahrana” karya Habiburrhman El-Shirazi yang dingkat ke layar
lebar, dan kini tengah diputar di bioskop-bioskop di Jakarta dan sekitarnya.
Adalah
Dewi Zahrana, seorang gadis berprestasi dihadapkan pada pilihan mengejar
cita-cita, karir atau berumah tangga. Setinggi apapun prestasi yang diraih,
rasanya belum afdol bila belum mendapat jodoh.
Kang
Abik menampilkan tokoh Zahrana sebagai sosok gadis ambisius dan memiliki
talenta luar biasa dalam bidang akademik. Ia terlahir dari keluarga biasa-biasa
saja, ayahnya seorang PNS golongan rendah di kelurahan. Sedangkan Zahrana
berhasil menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik UGM Jogjakarta dan S2 di ITB.
Nama
Zahrana mendunia karena karya tulisnya dimuat di jurnal ilmiah RMIT Melbourne.
Dari karya tulis itu, Zahrana meraih penghargaan dari Thinghua University,
sebuah universitas ternama di China. Ia pun terbang ke negeri Tirai Bambu untuk
menyampaikan orasi ilmiah. Di hadapan puluhan profesor arsitek kelas dunia, ia
memaparkan arsitektur bertema budaya. Yang ia tawarkan arsitektur model
kerajaan Jawa-Islam dahulu kala. Dari Thinghua University, Zahrana mendapat
tawaran beasiswa untuk studi S3 di samping mendapat tawaran pengerjaan sebuah
proyek besar.
Di
tengah kesuksesan prestasi akademiknya, ia malah menjadi bahan kecemasan kedua
orang tuanya. Kecemasan itu lantaran Zahrana belum juga menikah di usianya yang
memasuki kepala tiga. Kedua orang tua Zahrana yang renta berharap anak
satu-satunya itu segera menikah dan memiliki keturunan.
Ayah-ibunya
khawatir jika semasa hidupnya tidak sempat menyaksikan Zahrana bersuami dan
menimang cucu. Apalagi bila melihat anak-anak tetangga seusia Zahrana, mereka
sudah memiliki anak dua bahkan tiga.
Sudah
banyak laki-laki yang meminangnya, namun Zahrana menolaknya dengan halus.
Prinsip Zahrana dalam memilih pasangan, bukan diukur dari kedudukan, harta dan
jabatannya, tapi karena akidah yang sama, karena keshalihannya, dan mampu
menjadi imam bagi dirinya. Sampai-sampai Zahrana sempat dilamar oleh seorang
satpam dan tukang bengkel yang berpendidikan rendah.
Bahkan
Zahrana pernah dilamar oleh seorang duda yang ternyata atasannya sendiri.
Ia dilamar dekannya, begitu kembali dari Thinghua University sehabis menerima
penghargaan. Dengan tegas, Zahrana tidak menerima lamaran atasannya itu meski
orang tuanya kecewa. Alasan Zahrana semata-mata persoalan moral atasannya yang
suka meminta setoran kepada mahasiswa bila ingin nilai bagus bahkan suka
bermain cinta dengan mahasiswanya sendiri. Di samping alasan moral, Zahrana tak
mungkin menerima lamaran atasannya yang berusia kepala lima.
Akibat
menolak lamaran itu, Zahrana akan dipecat secara tidak hormat. Tetapi Zahrana
mendahuli mengajukan pengunduran diri. Ia benar-benar hengkang dari kampus itu
dan memilih mengajar di sebuah sekolah kejuruan teknik.
Suatu
ketika Zahrana pun minta saran kepada pimpinan pondok pesantren yang masih saudara
jauh teman akrabnya. Oleh pimpinan pondok pesantren Zahrana dipertemukan
seorang pemuda yang dari sisi pekerjaan kurang sepadan. Pemuda itu pedagang
kerupuk keliling, tapi Zahrana merasa cocok. Ia bertekad mengabdikan hidupnya
kepada Allah melalui ibadah dalam rumah tangga.
Takdir
Berkehendak Lain
Dikala
hati Zahrana berbunga-bunga, disaat ia menyiapkan gaun pengantin dan pesta
pernikahan sederhana, tiba-tiba petugas kepolisian memberi kabar, bahwa Rahmat,
calon suaminya itu tewas tertabrak kereta api saat mengantarkan kerupuk dengan
sepedanya.
Mendengar
kabar itu, langit seakan runtuh, betapa shocknya Zahrana. Bayangan indah itu
kini pupus sudah. Zahrana pingsan beberap kali hingga dilarikan ke rumah
sakit. Beruntung Zahrana masih kuat melanjutkan hidup. Bersamaan itu, ayahnya
juga dilarikan ke rumah sakit, karena penyakit jantungnya yang lama diderita.
Sang ayah pun meninggal dunia. Terlalu berat, ujian dan cobaan hidup itu bagi
Zahrana, karena ditinggalkan oleh orang yang dicintainya.
Dibalik
musibah, rupanya Allah punya scenario lain. Salah seorang ibu yang datang
menjenguk, yang berprofesi sebagai dokter psikologi sempat memulihkan mental
dan kejiwaan Zahrana di rumah sakit. Perempuan itu ternyata ibu dari mahasiswa
bernama Hasan yang sekripsinya sempat dia bimbing. Siapa nyana, ibu dokter ini
mengabararkan, anaknya, Hasan, berniat menikahinya.
Film
religi ini memberi pesan penting buat teman-teman semua para jomblo, bahwa
pasangan yang seakidah harus menjadi syarat utama dalam memilih pasangan. Tidak
cukup akidah yang sama, tapi juga keshalihan itu harus menjadi ukuran, bukan
harta dan kedudukan semata.
Pesan
lainnya adalah bahwa manusia boleh berencana, namun Allah juga yang menakdirkan
maut dan jodoh seseorang. Berbakti pada ayah-bunda harus menjadi hal yang
utama, dan yang tak kalah penting adalah dibalik musibah, Allah akan memberi
kesudahan yang baik tanpa kita duga sebelumnya. Tentu jika kita melalui ujian
can cobaan hidup itu dengan sikap sabar dan bertawakal pada-Nya.
Film
ini sudah tayang di bioskop sejak penayangan perdananya pada tanggal 15 Agustus
2012 lalu, diperankan
oleh Meyda
Sefira, Kholidi Asadil Alam, Miller, Citra
Kirana, Faradhina dan pemain-pemain lain.
Menonton
Film Cinta Suci Zahrana yang disutradarai oleh Chairul Umam ini dijamin membuat
teman-teman semua tampak haru dan mengambil banyak pelajaran, khususnya buat
para jomblo. Ngak percaya? teman-teman bisa bertanya langsung ke kang Abik
lewat akun twitternya: @h_elshirazy saya sudah membuktikannya, lohh.. Selamat
Menonton..!!
No comments:
Post a Comment