Hi, everyone!
Rasanya kalau nggak ditulis, sayang saja ngendap di kepala. So, kali ini aku mau coba berbagi cerita tentang trip ke Malang untuk seleksi PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) untuk cari mahasiswa kontingen Jatim tahun ini, yang baru saja usai kemarin hari Rabu subuh (soalnya itu aku baru sampai rumah).
Yups, sekitar tanggal tanggal 14 Mei, itu hari Sabtu, ya, aku memang ada jadwal untuk latihan mata kuliah Drama I di kampus seperti biasanya. Sebelumnya, di hari Jumat (waktu itu aku lagi tiduran karena badan panas), Pak Antok (dosen) aku dapat kirim pesan SMS yang isinya minta aku ke kampus jam setengah 8 buat pembekalan untuk PEKSIMIDA. What?
Sebenarnya hal-hal yang berbau mendadak untuk lomba itu sudah biasa aku terima sejak SMA, teman. Lomba apa saja persiapannya selalu mendadak. Hari ini info, besok langsung pergi lomba. Ya, seperti itu. Ternyata, benar. Sempat ikut latihan teater sebentar dengan kelompok, mas Rizal (pembimbing teater kelompok aku yang paling kece) ditelepon pak Har (dosen sastra) yang minta dia sama aku ke lab bahasa. Akhirnya aku ikut pergilah ke sana.
Sepanjang perjalanan, Mas Rizal bilang, kalau ternyata pendaftaran tangkai penulisan sudah terlambat dari hari deadline. Nasib aku, Mbak Intan (yang terpilih mewakili cabang penulisan lakon) dan Mbak Aida (penulisan puisi) harus terkatung-katung.
Oh, ya, sebelumnya memang kami bertiga sempat mengikuti seleksi di kampus untuk ikut di tingkat provinsi nantinya ini.
Beberapa mahasiswa untuk tangkai perlombaan lain seperti nyanyi dan monolog memang masih punya waktu. Di sana mereka diurusin dulu oleh Pak Har dan Pak Antok. Sedangkan kami bertiga.. kata Mbak Intan, "sabar." Aku manggut-manggut aja.
Pak Har sendiri sempat bilang kalau, "sampai jam 12 siang belum ada konfirmasi kita bisa daftar atau tidak, terpaksa penulisan tidak jadi berangkat."
Dussss!!! Ya, mau bagaimana lagi, Dalam hati cuma bisa sabar dan pasrah, kalau nasibnya belum dapat kesempatan ya sudah. Tapi kami bertiga masih harus isi formulir untuk jaga-jaga misal jadi berangkat. Sebenarnya sih, aku sudah hopeless.
Sepanjang pengalaman ikut lomba, kalau sudah ada pertanda-pertanda buruk seperti itu biasanya berkahir buruk, teman-teman. Belum apa-apa langsung drop. Selain info terlambat, kondisi aku waktu itu masih sakit. wajah pucet banget dan lemes nggak ketulungan.
Niatnya waktu itu mau pulang, eh.. dari dalam sanggar, Pak Har panggil lagi dan teriak..
"Kamu jadi berangkat!!"
Badan lemes langsung jadi lemes. Alhamdulillah kita bisa berangkat untuk tangkai penulisan. Surat-surat segera disiapkan. Aku diminta foto walaupun muka kayak mayat hidup. Hahaha.. jujur aja, aku sempat nggak yakin soalnya.. lihat kondisi masih jauh dari kata sehat, dan beberapa pertanda lain yang bisa mengindikasikan akan datang banyak halangan. Apa itu?
Ternyata, surat yang diketik untuk pendaftaranku harus dibuat berulang-ulang oleh Pak Antok. Mulai dari typo sampai salah masukkan nomor telepon ponsel aku. Hadehhhh... -_-
Dan.. KTM yang aku kumpulkan untuk pendaftaran ternyata KTM lama. Coba pikir, pertanda buruk banyak banget nggak, tuh.
Puncak dropnya adalah.. jadwal keberangkatan yang bikin syok.
Ada proposal yang harus aku baca waktu itu. Semua persyaratan sampai jadwal lomba tertera di sana. Ternyata, lokasi lomba untuk penulisan ada di Universitas Brawijaya Malang. Yups, aku harus berangkat ke Malang. Tiba-tiba Nora (teman sekelas yang juga ikut seleksi, dia di monolog) bilang begini, "seleksinya di Malang, ya, Fah?"
Aku manggut-manggut.
"Tanggal 16 sampe 17, Ra," kataku.
"Ya dipersiapkan dong. Senin berangkat, berarti paling enggak besok kamu udah tahu apa aaja yang harus dibawa dan dipelajari." Nora beri saran.
Tiba-tiba, aku mulai mikir soal tanggal itu. 16 dan 17 Mei, jujur aku sama sekali nggak ngeh soal itu kapan. Dan ternyata.
"KAMU BERANGKAT SENIN LUSA, FAH!"
Kepala langsung pusing!
Lanjut nanti, ya!
Rasanya kalau nggak ditulis, sayang saja ngendap di kepala. So, kali ini aku mau coba berbagi cerita tentang trip ke Malang untuk seleksi PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) untuk cari mahasiswa kontingen Jatim tahun ini, yang baru saja usai kemarin hari Rabu subuh (soalnya itu aku baru sampai rumah).
Yups, sekitar tanggal tanggal 14 Mei, itu hari Sabtu, ya, aku memang ada jadwal untuk latihan mata kuliah Drama I di kampus seperti biasanya. Sebelumnya, di hari Jumat (waktu itu aku lagi tiduran karena badan panas), Pak Antok (dosen) aku dapat kirim pesan SMS yang isinya minta aku ke kampus jam setengah 8 buat pembekalan untuk PEKSIMIDA. What?
Jumat malam, badan panas waktu dapat kabar ikut pembinaan PEKSIMIDA di kampus |
Sebenarnya hal-hal yang berbau mendadak untuk lomba itu sudah biasa aku terima sejak SMA, teman. Lomba apa saja persiapannya selalu mendadak. Hari ini info, besok langsung pergi lomba. Ya, seperti itu. Ternyata, benar. Sempat ikut latihan teater sebentar dengan kelompok, mas Rizal (pembimbing teater kelompok aku yang paling kece) ditelepon pak Har (dosen sastra) yang minta dia sama aku ke lab bahasa. Akhirnya aku ikut pergilah ke sana.
Sepanjang perjalanan, Mas Rizal bilang, kalau ternyata pendaftaran tangkai penulisan sudah terlambat dari hari deadline. Nasib aku, Mbak Intan (yang terpilih mewakili cabang penulisan lakon) dan Mbak Aida (penulisan puisi) harus terkatung-katung.
Oh, ya, sebelumnya memang kami bertiga sempat mengikuti seleksi di kampus untuk ikut di tingkat provinsi nantinya ini.
Beberapa mahasiswa untuk tangkai perlombaan lain seperti nyanyi dan monolog memang masih punya waktu. Di sana mereka diurusin dulu oleh Pak Har dan Pak Antok. Sedangkan kami bertiga.. kata Mbak Intan, "sabar." Aku manggut-manggut aja.
Pak Har sendiri sempat bilang kalau, "sampai jam 12 siang belum ada konfirmasi kita bisa daftar atau tidak, terpaksa penulisan tidak jadi berangkat."
Dussss!!! Ya, mau bagaimana lagi, Dalam hati cuma bisa sabar dan pasrah, kalau nasibnya belum dapat kesempatan ya sudah. Tapi kami bertiga masih harus isi formulir untuk jaga-jaga misal jadi berangkat. Sebenarnya sih, aku sudah hopeless.
Isi formulir dulu buat jaga-jaga :) |
Sepanjang pengalaman ikut lomba, kalau sudah ada pertanda-pertanda buruk seperti itu biasanya berkahir buruk, teman-teman. Belum apa-apa langsung drop. Selain info terlambat, kondisi aku waktu itu masih sakit. wajah pucet banget dan lemes nggak ketulungan.
Niatnya waktu itu mau pulang, eh.. dari dalam sanggar, Pak Har panggil lagi dan teriak..
"Kamu jadi berangkat!!"
Badan lemes langsung jadi lemes. Alhamdulillah kita bisa berangkat untuk tangkai penulisan. Surat-surat segera disiapkan. Aku diminta foto walaupun muka kayak mayat hidup. Hahaha.. jujur aja, aku sempat nggak yakin soalnya.. lihat kondisi masih jauh dari kata sehat, dan beberapa pertanda lain yang bisa mengindikasikan akan datang banyak halangan. Apa itu?
Ternyata, surat yang diketik untuk pendaftaranku harus dibuat berulang-ulang oleh Pak Antok. Mulai dari typo sampai salah masukkan nomor telepon ponsel aku. Hadehhhh... -_-
Dan.. KTM yang aku kumpulkan untuk pendaftaran ternyata KTM lama. Coba pikir, pertanda buruk banyak banget nggak, tuh.
Puncak dropnya adalah.. jadwal keberangkatan yang bikin syok.
Ada proposal yang harus aku baca waktu itu. Semua persyaratan sampai jadwal lomba tertera di sana. Ternyata, lokasi lomba untuk penulisan ada di Universitas Brawijaya Malang. Yups, aku harus berangkat ke Malang. Tiba-tiba Nora (teman sekelas yang juga ikut seleksi, dia di monolog) bilang begini, "seleksinya di Malang, ya, Fah?"
Aku manggut-manggut.
"Tanggal 16 sampe 17, Ra," kataku.
"Ya dipersiapkan dong. Senin berangkat, berarti paling enggak besok kamu udah tahu apa aaja yang harus dibawa dan dipelajari." Nora beri saran.
Tiba-tiba, aku mulai mikir soal tanggal itu. 16 dan 17 Mei, jujur aku sama sekali nggak ngeh soal itu kapan. Dan ternyata.
"KAMU BERANGKAT SENIN LUSA, FAH!"
Persiapan baca proposalnya sekaligus buat tugas hari Senin untuk bu Sri (titip Nora) :) |
Kepala langsung pusing!
Lanjut nanti, ya!
No comments:
Post a Comment