Assalamualaikum.. welcome to my blog, guys..!! ^_^

Adsense

Wednesday, December 28, 2016

Diary PEKSIMINAS XIII 2016 Kendari (Part 1) : Rempong Mau Keluar Jawa

Jawa Timur, Kompak, Rek! :)
Assalamualaikum, semua! *pakai gaya ala Ricis, hehehehe*

Very very late post!
Ini harusnya sudah aku tulis sejak Oktober lalu. Tapi sampai Desember hampir habis, baru deh tergerak buat nulis ini semua. Yups, seperti judul di atas, bisa dibilang ini adalah sequel dari "Diary PEKSIMIDA Jatim 2016 Part 1-3". Bukan cerita berseri tapi ini hanya cuilan-cuilan memori ketika sebuah even besar bernama pendek PEKSIMINAS secara sadis dan luar biasa menyedot aku untuk masuk ikut berpeluh-peluh di dalamnya. Hem.. tentu saja aku ikut, karena semua sudah sempat aku tulis di 3 part perjalanan PEKSIMIDA sebelumnya sebagai alasan WHY.... kenapa bisa sampai begini,

Inilah jawaban kenapa aku bisa sampai ikut PEKSIMINAS yang jauhnya minta ampun dari pintu rumah.

Untuk yang belum sempat baca apa yang terjadi sama aku sebelum cerita yang akan aku mulai paparkan ini, bisa buka link di bawah ini :

Diary PEKSIMIDA Jatim 2016 (Part 1) : Awal Langsung Drop 
Diary PEKSIMIDA Jatim 2016 (Part 2) : What Doesn't Kill You Makes You Stronger
Diary PEKSIMIDA Jatim 2016 (Part 3 - End) : Malaikat Juga Tahu

Baiklah, aku mulai sekarang, yes! :)

Pekan Seni Mahasiswa Nasional atau lebih enak disingkat saja dengan PEKSIMINAS, sudah rutin diadakan setiap dua tahun sekali dari aku belum brojol. Nama-nama seniman besar kebanyakan pernah merasakan berkompetisi di even ini, teman. Bayangkan saja, sastrawan yang aku pelajari tulisan-tulisannya di kampus juga pernah ada di posisiku. Ikut PEKSIMINAS, Nggak main-main ternyata even ini! Serius, nggak ecrek-ecrek. Persiapan sangat diperlukan untuk ikut semua serangkaian acara. Mulai dari seleksi tingkat daerah (PEKSIMIDA) yang tiap tangkai lomba diambil cuma satu ndil. Terus dikumpulkan jadi satu membentuk squad yang namanya kontigen.


KONTINGEN, teman! Bukan cuma bawa nama kamu doang atau nama kampus. Tapi provinsimu!

Seperti aku. Aku ikut mewakili provinsi Jawa Timur tahun 2016 untuk Peksiminas ke 13 di Sulawesi Tenggara tepatnya di Kendari. Nggak tanggung-tanggung, seminggu keluar Jawa rasanya aneh! Soalnya nggak kebiasa :)

Lanjut, jauh sebelum berangkat, Kira-kira ada dua minggu sebelum terbang, BPSMI Jatim yang bertanggung jawab atas nama kontingen keseluruhan, mempersiapkan para calon peserta dengan membuat sebuah acara outbound yang diadakan di ITS. Aduhh waktu dikasih tahu pembina dari kampus (pak Antok, indeed!) kalau sekitar akhir bulan September aku harus ikut outbound sebagai pembekalan sebelum berangkat.

"Halahh, cuma sehari. Dulu aku nginep, Fah!"



Jilbab hitam siapa, ya? Syok banget kayaknya, hehe :)

Pak Antok bilang, jaman aku ini lebih enak. Cuma sehari itupun di lingkungan kampus bukan bener-bener di alam kayak outbound pada umumnya. Oh, ya, Pak Antok ini dulu juga pernah ikut Peksiminas empat tahun sebelum aku, jadi kira-kira dua even sebelum ini dan jadi juara *kami beda tangkai, beliau dulu naskah lakon aku cerpen* hebat, ya! Terus sekarang ikut lagi tapi jadi pendamping. Mantap!
Beruntungnya kalau pembina juga pernah ikut kayak gini, jadi bisa tahu apa yang akan terjadi dengan outbound itu! Wakwkwkwkw.. jujur aku nggak suka banget sama yang namanya outbound, aktifitas fisik whatever they call. Bukan tipe-tipe bolang soalnya! :)

Salah satu peserta (Vocal Group) saat tampil
di sesi pertunjukan outbond
Berbekal baju putih dan jeans biru, aku didampingi pembina dan PR 3 kampus (Pak Munir) datang ke ITS buat outbound. Dan ternyata hanya main-main manja, kekompakan.. joget-joget two thumbs (lagunya sampai sekarang nempel di kepala, elbow up.. oyepo yepo. gitu deh seru.) alay yang nggak setengang apa yang ada di kepala waktu itu. Setelah outbound, acara dilanjut istirahat, pembekalan, perkenalan anggota BPSMI dan performer setiap wakil tangkai lomba. Bagi yang karya, kita hanya butuh presentasi karya kita. Misal, lukis, poster, komik strip, penulisan (aku cuma deskiripsikan cara penulisan dan inti cerita sesuai tema waktu lomba Peksimida dulu) dan fotografi. Sedangkan yang lain seperti baca puisi, nyanyi, tari, monolog harus tampil di sana dan menunjukkan kostum apa yang sekiranya akan dipakai nanti. Semua sudah ready! Kami dituntut untuk siap apapun yang terjadi nanti di kota penyelenggara yang pasti banyak hambatan. Yups, bapak dan ibu BPSMI sangat terbuka sama kita semua kalau kita nggak hanya harus siap karya tapi juga fisik dan mental, emosi pun harus dikontrol.

Kita harus kenal siapa penanggung jawab BPSMI setiap tangkai lomba kita juga. Kalau aku kan penulisan cerpen, jadi aku dipengang oleh satu pembina BPSMI yang bertanggung jawab untuk penulisan. Namanya pak Bram. Kalau tanya seperti apa, pertama kali lihat pak Bram.. yang kepikiran di kepala adalah pak Bram itu mirip youtuber Edho Zell :) *Di manapun pak Bram berada, salam hangat, pak. hehehehe :)* Serius kalau boleh bilang pak Bram ini baik.. super duper baik! Nggak cuma buat anak-anak penulisan tapi semuanya. (Martabak manisnya mantap, Pak.. hehehe :))

Setelah (sebagian) kenal dengan pembina dan teman-teman peserta dari kontingen. Kita semua kembali sambil membawa tiga potong seragam yang akan dipakai untuk di Kendari nanti.
Bajunya ada tiga:
1. Kaus warna jingga kombinasi biru tua dipakai untuk lomba dan jadi supporter teman yang tampil (ekspektasi, realitanya pas nonton pakai baju apapun tetep hayooo)
2. Kemeja hitam motif batik Jatim warna hijau dipakai untuk malam pembukaan.(menurutku ini paling keren sendiri)
3. Kaus kuning kombinasi hitam dipakai untuk malam penutupan (serius, Jatim jadi ngejereng sendiri pas malam-malam)
Dan semua ini... aku belum dapat gara-gara aku pesannya ukuran... *malu ah, nyebutnya* gitu deh pokoknya. Dan untuk ukuran itu belum jadi, Waktu pak Antok tahu, aku diberitahu kalau biasanya akan dibagi saat di kota lomba. Tapi eh tapi.. bagianku memang akan di bawa pihak BPSMI dan diserahkan langsung nanti.. saat di bandara. Aduuhhhh tahu nggak sih, bawaan aku waktu itu banyak banget!

Koper udah aku kunci dan nggak mungkin untuk bongkar lagi. Jadinya, jejalin aja ke sela-sela ransel. Pampus gw!

Ngomong-ngomong soal bandara, aku langsungkan saja deh. Jadi, karena para peserta berasal dari ujung ke ujung bagian Jawa Timur, kami semua sepakat untuk kumpul di Bandara Juanda Surabaya. Pakai dress code sama seperti outbound, dari perjanjian yang sudah diinfokan lewat WA Group (komunikasi kontingen via WA) kita semua kumpul di air mancur dekat Terminal 1 sekitar setengah 8 pagi (kira-kira segitu, lupa). So, dari rumah berangkat sebelum subuh, guys! 

Aku dijemput langsung ke rumah. Hape aku kebetulan lagi error jadi ada salah komunikasi. Awalnya janjian aku dijemput sekitar setengah 4 subuh. Eh ternyata pak Antok sms perubahan jam 3 sudah dijemput. Alhasil, baru aja selesai mandi, bapak dari luar teriak.. "Udah di jemput, tuh!"
Lah.. si bapak dosen ternyata sudah nonggol di pintu rumah.

Ada banyak pertanda muncul. Aku udah siap-siap untuk ini sebelumnya, teman. Seperti cerita sebelumnya, ada pertanda buruk di awal keberangkatan. Tanggal 11 Oktober subuh, sambil nunggu pak Munir siap-siap di depan rumahnya (kita jemput pak Munir dulu waktu itu), aku ada di dalam mobil, sambil play lagu enak-enak, niat buat ngecharge muncul. Dan ta-ra! Power bank yang sudah aku isi dayanya full seharian, lupa nggak kebawa! Yang ada cuma kabelnya doang!

Sinyal buruk, kan! -_-

Ya udah, deh, walaupun pikiran udah kemana-mana, adzan subuh dan pak Antok memanggil. Biar tenang, solat dulu.
Sinyal buruk bukan cuma dari kelupaan bawa powerbank, asam lambung tiba-tiba naik sepanjang perjalanan. Ampun.. setelah istirahat makan pagi di kawasan Lamongan, aku diminta duduk di depan gara-gara aku udah 'joget' cacing kepanasan nahan sakit. Lah... nyusahin orang, kan.. Sumpah di situ nggak enak banget sama pak Munir.

Sifah mulai stress lagi setelah semalaman juga begitu!

Balik ke bandara.. hehe ini termasuk satu hal yang termuat di resolusi awal tahun 2016, loh. Naik pesawat! Ciyeee...  keluar Jawa! Two thumbs, deh! Tapi namanya orang di bandara itu ribet ya apalagi bandaranya padet kayak Juanda. Satu kontingen udah rame ditambah penumpang lain. Tapi namanya kita-kita ini yang terkenal sama kontingen provinsi lain kalau Jatim kontingen paling heboh, ternyata benar. Baru aja mau check in, salah satu pihak BPSMI, pak Atnuri dengan megafonnya siap nyalakan sirine dan berkoar di seluruh penjuru bandara kalau kami ini kontingen Jatim untuk Peksiminas bla bla bla.. serius itu.. aduh gimana ya.. speechless. Satu bandara lihat kita sambil kasih doa. Wow!

Pemberangkatan di Bandara Interanasional Juanda, Surabaya

Siap-siap buat check in, aku bareng sama Alma (fotografi hitam putih) dan Mbak Sukresmi (penulisan lakon) yang udah kenal dekat selama outbound, kita naruh koper-koper kita dalam satu troli yang sama. Tentu aja, setelah siap masuk mau ke konter check ini, di pemeriksaan pertama, koper kita masuk satu persatu.. Karena masalah banyaknya barang, nggak tahu, deh, barang siapa dulu yang masuk dan keluar. Aku jelas tahu koperku siap masuk buat pemeriksaan. Tapi setelah aku selesai pemeriksaan, nunggu koper keluar kok ternyata nggak ada.  Hilang?



Bener banget, koperku hilang!
Panik lagi, asam lambung naik lagi! Satu bandara khususnya kontingen dan konter check in kita diublek satu persatu. Aku sampai minta bantuan ke salah satu anak monolog buat ngecek. Sambil tanya ke beberapa orang bawa troli buat ngecek, "koper coklat motif LV! Ada nggak?" Sekadar info aja, setiap koper atau barang yang mau masuk bagasi, akan ditempeli stiker dan pita warna kuning dan jingga khusus kontingen waktu itu.

Tapi coba aja pikir deh, segitu banyaknya barang. Sekali keluar pemeriksaan tarik masukkan troli dan dorong lagi.. timbang bagasi, selesai. Itu kejadian aslinya.

Yups, koperku secara nggak sengaja diangkut oleh koper lain dalam satu troli awal. Untung aja ketemu. Udah siap mau di timbang.

Salah satu guardian angel aku selama Peksiminas, Pak Munir. gahar, kan! :)
Jauh daripada itu, rencana terbang kami semua adalah Surabaya menuju Makassar, transit dulu, baru terbang lagi ke Kendari. Ini dia masalahnya. Kami sudah siap masuk ruang tunggu sekitar jam 9 pagi. Take off kira-kira setengah jam lagi. Menurut jadwal, eh ternyata.. delay. Nggak tanggung-tanggung. Tiga jam lebih dan namanya juga anak muda yang pada diajak semua riwehh. Inget banget, kalau bagi siapapun penumpang pesawat yang kena delay lebih dari sejam (kalo gak salah) bakal dapat makanan berat. Nah, pas lagi asik isi daya hape lewat belakang dispenser (baca nggak kebagian colokan di charge gratis, nyolong listrik bandara, hehe) ada pengumuman yang dikira kita akhirnya terbang, ehhh la dalah.. cuma info kalau kontingen kita diminta ambil nasi kotak dan ditutup dengan ucapan permohonan maaf.

Delay 3 jam!!!
Yang lagi nonton film sambil selonjoran, yang lagi nyanyi-nyanyi pakai ukulele, sampai tidur cantik udah pada seneng siap terbang eh ternyata ZONK!!
Bagi info saja, kalau kontigen Jatim itu punya sorakan, yel-yel, tagline, apalah itu.. jadi kalau ada yang teriak, JAWA TIMUR! kita semua harus jawab KOMPAK, REK!
Nah gara--gara kesel dengar info kalau cuma disuruh ambil nasi kotak, ada salah satu anak yang saking keselnya dia teriak sendiri, JAWA TIMUR! dan dia jawab sendiri dengan seruan.. JANCUK, REK! *lupa sensor* ^_^
Heyaaaa :)

Mungkin sampai di sini dulu part 1nya, pelajaran yang bisa diambil adalah.. jaga barang bawaan kalian kalau sudah bareng-bareng kontigen. Dan cek ricek dulu sebelum yakin berangkat. Jangan sampai bawa kabel powerbank tapi nggak bawa powerbanknya. 

Sama aja boong, guys! Wkwkwkwkwk! :)

2 comments: