Assalamualaikum.. welcome to my blog, guys..!! ^_^

Adsense

Tuesday, October 02, 2018

Review Buku : Harry Potter dan Si Anak Terkutuk, Terasa Jauh Lebih "Serius"?


 Hi, semua! Assalamualaiku!

Kali ini aku mau mereview buku yang.. well, sedikit terlambat untuk direview. Sedikit.
Seperti yang ada di judul, jelas ini masalah Harry Potter. Tapi kita nggak akan membahasa masalah Nagini yang lagi heboh sekarang (ini tahun 2018). Wakakaka... Tapi masalah cerita ke 8nya. Harry Potter and the Cursed Child yang dibuat versi pertunjukkan teater dan nggak ada filmnya (kalau ingat bikin sedih).

Sebagian yang sudah pernah baca ulasanku, dua tahun lalu aku udah buat review buku ini di blog. Ya, tapi itu versi pertama yang terbit dengan bahasa aslinya, bahasa Inggris. Nah, sebagaimana yang sudah jadi penantian selama kurang lebih dua tahunan ini, akhirnya versi bahasa Indonesia diterbitkan juga, loh.. horai!!

Kalau nggak salah sekitar tanggal 17 September 2018 lalu, PT Gramedia Pustaka Utama yang masih setia memegang hak cipta terjemahan Indonesia dari seri buku-buku tentang Harry Potter, menerbitkan Harry Potter dan Si Anak Terkutuk versi alih bahasa buku--skenario Harry Potter and the Cursed Child itu sendiri. Dan.. ini dia, review aku.


Oh ya, bagi yang belum dan mau membaca review Harry Potter and the Cursed Child aku bisa klik DI SINI

Oke, kayaknya memang untuk review kali ini aku nggak bakal banyak ngebahas dari segi cerita lagi seperti yang sebelumnya. Tentang petualangan Albus dan Scorpius dengan karakter Delphi si anak you-know-who, terus masa-masa dewasa Harry dan teman-temannya yang lain. Konflik ayah dan anak. Perkembangan sifat karakter yang bikin geleng-geleng. Khususnya Harry yang makin keras dan Draco yang ternyata punya hati selembut kapas dan kisah cinta yang tragis banget. Lahh... jadi sedih inget ceritanya sama Astoria.. ^_^

Begitulah, selain karena memang cerita masih itu juga toh cuma diubah bahasanya. Aku nggak mau mengulang sesuatu yang sudah pernah aku bahas. So, bisa baca dulu review sebelumnya.

Baiklah, kita akan mulai dengan identitas buku ini.

Judul:
Harry Potter and the Cursed Child - Harry Potter dan Si Anak Terkutuk, Bagian Satu dan Dua - SKENARIO
Penulis:
Berdasarkan cerita asli karya J.K. Rowling. John Tiffany & Jack Thorne.
Drama Karya: Jack Thorne
Alih Bahasa:
Rosi L. Simamora
Editor:
Nadira Yasmine
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
17 September 2018
ISBN: 
9786020386201
Halaman:
384 hlm: 20 cm


Untuk harga, buku ini dibandrol dengan angka Rp 127.000,- dengan keterangan Harga P.Jawa di belakang covernya (ya, harga-harga lumayan seperti buku Harry Potter lain). Aku nggak tahu kalau harga ini bisa lebih mahal atau mungkin lebih murah di tempat lain. Tapi, kalau kasusku, aku beli ini lewat Shopee secara online. Setelah cari-cari, beruntung dapat toko Santoso Jaya Bookstore dari Kudus, Jawa Tengah. Toko ini bandrol harga lumayan murah, Rp 101.600,-. Namanya juga Shopee, ada diskon lagi buat pengiriman. Ongkir gratis plus aku tukar koin biar tambah murah. Hee.. kira-kira nggak sampai seratus ribu totalnya.

Thanks banget buat toko Santoso Jaya Bookstore. Tokonya bisa dicari di Shopee.

Pesan dari tanggal 19 September (dua hari setelah terbit) dan sampai tanggal 21 September di rumah. Langsunglah aku baca. Dan kesan pertama ketika baca adalah.. ada rasa benar-benar banget baca skenario. Bagi yang sudah sering baca Harry Potter versi terjemahan, buku Harry Potter dan Si Anak Terkutuk ini jauh terkesan lebih serius pembawaannya. Aku sebagai pembaca dibawa gamblang dengan bahasa formal-formalnya ala buku terjemahan.

Nah, ini poinnya. Kita akan bahas ini.

Apa sih hal yang dicari saat baca buku terjemahan? Mudeng sama cerita? Ya, dan salah satu cara si alih bahasa ini jadi tugas beratnya. Bagaimana dia nggak hanya terjemahin ke bahasa kita tapi buat kita merasa.. ngena ke hati. OK, aku niatnya nggak mau beda-bedain antara penerjemahnya. Sorry. Harry Potter dan Si Anak Terkutuk diterjemahkan oleh Rosi L. Simamora. Beda sama yang selama ini kita tahu kalau mendiang bu (ceilahh sok kenal) Listiana Srisanti yang jadi master berceritanya para pembaca Harry Potter di Indonesia. Bahasanya yang kadang bisa dibilang aneh dan nggak biasa menurutku jauh lebih enteng aja dimengerti. Mengalirrr kayak air. tapi untuk Harry Potter dan Si Anak Terkutuk kalian akan merasakan seperti baca buku terjemahan pada umumnya.

Rosi L. Simamora kalau tidak salah jadi alih bahasa di buku Quidditch dari Masa ke Masa (Quidditch Trough the Ages). Dan masih membawa kesan seperti itu di buku Harry Potter dan Si Anak Terkutuk. Sebenarnya, nggak masalah juga sih siapa yang menerjemahkan ulang. Cuma, espektasi aku terlampau asik untuk bahasa yang bisa dihadirkan di buku Harry Potter dan Si Anak Terkutuk ini. Entah perasaan ini muncul karena sudah pernah membaca versi bahasa Inggris dan memahaminya dengan cara/gaya bahasa aku sendiri jadi kesannya lain. Aku nggak tahu. Sampai akhirnya, boom.. OK, begini ternyata.


Aku bukan ahli bahasa yang.. bisa nerjemahin sebegitu luasnya. Hanya saja, sebagai pembaca aku pengen banget membaca versi ini lebih enak, enak dan nyaman. Banyak hal yang membuat aku terganggu ketika bacanya. seperti bagian awal sekali di BABAK SATU ADEGAN SATU.

Seorang laki-laki berusia tiga puluh tujuh tahun, HARRY, menjunjung putrinya, LILY, di atas bahu. (hlm. 5)

Bayangan aku agak nggak enak bacanya. Terus masih di halaman yang sama, dari dialog Albus.

ALBUS (mendongak memandang ibunya)
Ibu akan menulis kepadaku, kan?
GINNY
Setiap hari kalau kau mau. (hlm. 5)

Subyek panggilan yang dipakai Albus menggunakan kata Ibu ketika mengajak Ginny berbicara. Sedangkan dalam buku ini masih menggunakan subjek Mum, Dad, Uncle, dll. Ya, urusannya beda kalau penyebutan orang ketiga, misalnya. kata-kata seperti dialog Harry yang kerap menyebut 'ibumu' ketika mengobrol dengan Albus untuk membicarakan Ginny.

Belum lagi, hal nggak enak lain yang bisa aku temui di Harry Potter dan Si Anak Terkutuk adalah penggunakan bahasa yang terdengar asing bagi pembaca. Meski konteksnya masih dalam satu kalimat yang bisa dinalar, tapi itu sulit. Kecuali kita buka KBBI. Kita akan menemukan kata-kata seperti menghidu, daras, rubanah, dll. Ada yang tahu itu artinya apa? Atau cuma aku saja yang kesulitan? Hehehe... asiklah, buat yang belum paham bisa nambah kosakata.

Setidaknya aku pikir mungkin karena memang ini bukan novel tapi bentuk skenario, naskah lakon, skrip atau apa saja sebutannya sampai dari segi bahasa kudu diperhatikan diksi-diksinya.

Ada lagi, yang ternyata masih ada kesalahan dalam penulisan. OMG! Typos di beberapa halaman. Sayang banget!

Masalah huruf kapitan setelah titik. Aku lupa halamannya, yang pasti itu ada. Belum lagi kesalahan tulis yang sampai-sampai aku cocokkan ulang dengan versi belum terjemahannya. Aku temukan di beberapa dialog seperti,

SCORPIUS3 Oktober 1981. Sehari sebelum Malam Hallowe'en, tiga puluh sembilan tahun yang lalu. Tapi--kenapa dia...? Oh. (hlm. 283)

Untuk informasi, Halloween itu diperingati tanggal 31 Oktober, ya. Bukan 4 Oktober ^_^
Dan ada lagi di halaman 315 pada dialog GINNY. Hollow, tapi ditulis Hollw. O-nya hilang entah kemana. Mungkin ke Azkaban? Haha..




Aku paham banget kalau urusan alih bahasa itu kudu punya skill yang hebat dalam pembendaharaan kata. Kerja sama dengan editor dan tim lain sampai buku bisa terbit. Tapi keseluruhan, kita bisa kembali untuk tahu dan ikut kembali ke kisah dunia Harry Potter yang nggak ada habisnya. Terima kasih untuk terjemahan Harry Potter dan Si Anak Terkutuk yang epik ini. Mungkin cukup di sini aku bisa review.

Aku kasih 4/5 lah buat Harry Potter dan Si Anak Terkutuk ini. Bloody brilliant!

Love,
Sifah

3 comments:

  1. Begitu tahu ada ke 8 nya, saya segera gogling riviewan sana sini..

    ReplyDelete
  2. Ah iya sih emg terjemahannya kurang enak...i mean gak ngena di akunya hahaha. Aku harus baca ulang supaya suasana dari cerita itu ngena di aku.

    ReplyDelete